Maret 16, 2009

Kisah Cinta Dialog 2 Hati

Aku tak bisa membohongi diriku kalau aku mencintainya,menyukai keindahanya, salahkah jika aku mengagumi keindahan ciptaan-Mu? Berdosakah bila aku mencintainya? Aku bingung hendak kemanakah gejolak asmara dalam dada ini… apa yang harus kuperbuat?

Wahai bunga perpaduan yang selalu jadi bahan perbincangan orang

Jangan hancurkan keimanan saya yang rapuh

Jangan hancurkan kesucian hati saya yang sekarat

Jangan bakar tubuh ini dengan api cinta yang menyala

Jangan nodai kesucian cinta kasih dengan dosa

Biarkan cinta ini mengalir layaknya aliran sungai biarpun berkelok-kelok akhirnya sampai ke muara laut

Jangan ada resah dan gundah di hati kita,biarpun terpisah jarak dan waktu

Dihempaskan topan dan badai,terhalang gunumg dan lembah

Kalau ALLAH sudah menetapkan,kekuatan mana yang sanggup menghalangi

Bunga perpaduan…! Tidak selamanya sesuatu yang indah dan menarik menurut akal dan pikiran kita,baik untuk diri ini

Cinta tak harus memiliki

Bagi seorang pencinta tidak akan pernah memikirkan diri sendiri

Dia sudah cukup puas jika melihat sang tercinta bahagia dan senang

Cinta yak membedakan suka dan duka

Keduanya akan sama terasa indah

Marilah kita bingkai cinta ini dengan TALI KASIH ILLAHI

Dimanapun dia berada akan tetap terasa indah dan menyenangkan

Biarkan ALLAH yang menentukan kisah cinta ini

Apapun yang ditetapkan oleh-Nya

Yakinlah bahwa itu adalah yang terbaik untuk kita

Cinta bukan virus,melainkan sesuatu hal yang fitrah bagi setiap insan manusia. Jangan pernah menolaknya,tinggal bagaimana kita membingkainya.

Ya…ALLAH…,aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu,mencintai siapa saja yang mencintai-Mu,serta perbuatan yang mengantarkan aku

mencintai-Mu

Tuhan dulu pernah,aku menagih simpati…

Kepada manusia yang alpa jua buta

Lalu terhilitlah…,aku di lorong gelisah

Luka hati yang berdarah…,kini jadi kian parah…

Semalam sudah sampai…kepenghujungan

Kisah seribu duka…kuharap sudah berlalu

Tak ingin lagi…,kuulangi lagi…

Gerak dosa yang menghiris hati

Tuhan…Dosaku menggunung tinggi…

Tapi rahmat-Mu,melangit luas…

Harga selautan syukurku…hanyalah setitik nikmat-Mu di bumi…

Tuhan…,walau taubat sering kuungkiri

Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi

Bila…selangkah ku rapat pada-Mu

Seribu langkah… Kau rapat padaku

Tidak ada komentar: