Agustus 29, 2009

Menjadi Diriku



Tak seperti bintang di langit
Tak seperti indah pelangi
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya

Wajahku ya memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Kuakui ku bukanlah mereka
Ku apa adanya

Menjadi diriku
Dengan segala kekukurangan
Menjadi diriku
Atas kelebihanku

Terimalah aku, seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa, tak mungkin sempurna
Tetap kubangga, atas apa yang kupunya
setiap waktu kunikmati, anugrah hidup yang kumiliki


By:Edcoustic

Ibu, Ayah pahamilah aku...

Ibu,ayah...
Aku ini sudah besar,bukan anak kecil lagi.
Aku bisa mengatur hidupku sendiri.
Aku tahu apa yang harus ku lakukan.
Aku tidak mau menjadi mahasiswa tulen.
Yang pergi kuliah,setelah acara perkuliahan usai,pulang kerumah.
Aku tidak mau...!
Aku harus bergerak!
Aku ingin seperti burung yang bebas terbang,
yang menyanyi di atas pohon,
di temani dedaunan yang menari,
dan sejuknya sepoian angin,
serta menikmati dan menyaksikan ombak-ombak yang berkejar-kejaran.
Aku ingin seperti itu!
Aku bisa berkarya,bersosialisasi dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang telah ku susun rapi selama ini.

Ibu,ayah...
Aku tahu,aku sudah mau semester akhir.
Tapi insyAlloh aku bisa membagikan waktu.
Itu semua udah ku rencanakan,
kapan aku harus memulai dan bergerak.

Ibu,ayah...
Aku tahu kalian seperti itu karena kalian sayang padaku.
Aku juga sayang pada kalian.
Apakah salah dengan langkahku?

Ibu,ayah...
Maafilah aku...,aku anak yang pembangkang.
Tidak mau mengikuti aturan.
Tidak sesuai dengan harapan kalian.
Tapi semua yang ku lakukan ini,mempunyai niat yang lurus dan hati yang tulus.
Ya...Alloh,semoga Engkau ridho dengan langkah ku ini!

Agustus 26, 2009

Laa ilaaha illallåh adalah kunci surga

Ibarat sebuah pintu, surga menbutuhkan sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya. Namun, tahukah kita apa kunci surga itu? Bagi yang merindukan surga, tentu akan berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa.

Tetapi kita tak perlu gelisah, Nabi Muhammad Shålallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkan pada umatnya apa kunci surga itu, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits yang mulia, beliau bersabda (yang artinya): “Barang siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallåh dengan penuh keikhlasan, maka dia akan masuk surga. “ (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shohih).

Ternyata, kunci surga itu adalah Laa ilaahaa illallåh, kalimat Tauhid yang begitu sering kita ucapkan. Namun semudah itukah pintu surga kita buka ? Bukankah banyak orang yang siang malam mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallåh, tetapi mereka masih meminta-minta (berdo’a dan beribadah) kepada selain Allah, percaya kepada dukun-dukun dan melakukan perbuatan syirik lainnya ? Akankah mereka ini juga bisa membuka pintu surga ? Tidak mungkin !

Dan ketahuilah, yang namanya kunci pasti bergerigi. Begitu pula kunci surga yang berupa Laa ilaaha illallåh itu, ia pun memiliki gerigi. Jadi, pintu surga itu hanya bisa dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi.

Al-Iman Bukhåri meriwayatkan dalam Shohih-nya (3/109), bahwa seseorang pernah bertanya kepada Al-Imam Wahab bin Munabbih (seorang Tabi’in terpercaya dari Shon’a yang hidup pada tahun 34-110 H) ditanya: “Bukankah Laa ilaaha illallåh itu kunci surga ? “Wahab menjawab : “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi. Jika engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan di bukakan untukmu !”.

Lalu, apa gerangan gerigi kunci itu Laa ilaaha illallåh itu ? Ketahuilah, gerigi kunci Laa ilaaha illallåh itu adalah syarat-syarat Laa ilaaha illallåh ! Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qoshim Al-Hambali An-Najdi rahimahullah, penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut menyatakan, syarat-syarat Laa ilaaha illallåh itu ada delapan, yaitu :

Pertama : Al-‘Ilmu (mengetahui)

Artinya memahami makna (yakni memahami bahwa makna Laa ilaaha illallåh adalah bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk disembah/diibadahi melainkan Allåh) dan maksudnya (yakni memahami segala konsekuensi yang ada didalamnya, pembatal-pembatalnya dll.), Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya :... Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa`at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya). [Az-Zukhruf : 86]

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):

“Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).

Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illallah, dan memahami dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya, dan dibuktikan dengan perbuatannya.

Sekiranya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti apa maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna. Begitupun, jikalau ia mengerti maknanya dan melakukan persaksian, tapi persaksiannya tersebut tidak diikuti dengan perbuatan yang membenarkan persaksiannya, maka sama saja, persaksian tersebut tidak sah dan tidak ada faedahnya.

Kedua : Al-Yaqiinu (meyakini)

Maksudnya adalah kita harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa ilaaha illallåh tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah sambil membawa dua kalimat syhadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga. (HR. Muslim).

Jadi, Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan sya-hadat itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu ..." [Al-Hujurat : 15]

Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi shållallåhu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Siapa yang engkau temui di balik tembok (kebon) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah selain Allah dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan (balasan) Surga." [HR. Al-Bukhari]

Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk Surga.

Ketiga : Al-Qobulu (manerima)

Maksudnya kita harus menerima segala tuntunan Laa ilaaha illallåh dengan senang hati, lisan dan perbuatan, tanpa menolak sedikitpun. kita tidak boleh seperti orang-orang musyirik yang di gambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an (yang artinya):

“Orang-orang yang musyrik itu apabila di katakan kepada mereka : (ucapkanlah) Laa ilaaha illallåh, mereka menyombongkan diri seraya berkata : Apakah kita harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini ? “ (QS. As-Shoffat : 35-36).

Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; yaitu menyembah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selainNya.

Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta'ati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah:

"Artinya : Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: 'Laa ilaaha illallah' (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" [Ash-Shafat: 35-36]

Ini seperti halnya penyembah kuburan dewasa ini. Mereka mengikrarkan laa ilaaha illallah, tetapi tidak mau meninggalkan penyembahan terhadap kuburan. Dengan demikian berarti mereka belum me-nerima makna laa ilaaha illallah.

Keempat : Al-Inqiyaadu (tunduk atau patuh)

Maksudnya kita harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa ilaaha illallåh dalam amal-amal nyata. Allah subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):

“Kembalilah ke jalan Tuhanmua, dan tunduklah kepada-Nya. “ (QS. Az-Zumar : 54).

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya):

“Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul (ikatan) tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallåh). “(QS. Luqman : 22).

Al-'Urwatul-wutsqa adalah laa ilaaha illallah. Dan makna yuslim wajhahu adalah yanqadu (patuh, pasrah). [Makna “menyerahkan dirinya kepada Allah” yaitu tunduk, patuh dan pasrah kepada-Nya (-pent)].

Kelima : Ash-Shidqu (jujur atau benar)

Maksudnya kita harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa ilaaha illallåh, yakni sesuai antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa di sertai kebohongan sedikitpun. Nabi Shålallahu ‘alahi wa sallam bersabda (yang artinya) :

“Tidaklah seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya, dia mengucapkannya dengan jujur dari lubuk hatinya, melainkan pasti Allah mengharamkan neraka atasnya. “ (HR. Bukhåri dan Muslim).

Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepa-da Allah dan Hari kemudian', padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." [Al-Baqarah: 8-10]

Keenam : Al-Ikhlas (ikhlas atau murni)

Maksudnya kita harus membersihkan amalan kita dari noda-noda riya’ (amalan ingin di lihat dan dipuji oleh orang lain, yang merupakan syirik ashghår, yang dosanya lebih besar dari zina dan merampok), dan berbagai amalan kesyirikan lainnya.

Nabi Shålallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallåh semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla. “(HR. Bukhåri dan Muslim).

Ketujuh : Al-Mahabbah (mencintai)

Maksudnya kita harus mencintai kalimat tauhid, tuntunannya, dan mencintai juga kepada orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara yang merusak tauhid itu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan di antara manusia ada yang menbuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Allah yang di cintai layaknya mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman, sangat mencintai Allah diatas segala-galanya). “ (QS. Al-Baqarah : 165).

Dari sini kita tahu, Ahlut Tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan Ahlus Syirik mencintai Allah dan mencintai tuhan-tuhan yang lainnya. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa ilaaha illallåh.

Kedelapan : Al-Kufru bimaa siwaahu (mengingkari sesembahan yang lainnya)

Maksudnya kita harus mengingkari segala sesembahan selain Allah, yakni tidak mempercayainya dan tidak menyembahnya, dan juga kita harus yakin bahwa seluruh sesembahan selain Allah itu batil dan tidak pantas disembah-sembah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (yang artinya): “Maka barang siapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallåh), yang tidak akan putus….”(QS. Al-Baqoroh : 256).

Saudaraku kaum muslimin dari sini dapatlah kita ketahui, bahwa orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallåh hanya dengan lisannya tanpa memenuhi syarat-syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi, sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia mengucapkannya lebih dari sejuta banyaknya. Karena itu perhatikanlah !

Wallahu a’lamu bish showwab

Sumber:

- Kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq
- BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya Edisi : 13 / Shafar / 1425

By:Abul Fudhåil Al-Ghåråntaliy

Agustus 24, 2009

Samudera Al-Fatihah

Surat al-Fatihah yang merupakan surat pertama dalam al-Quran dan terdiri dari 7 ayat adalah masuk kelompok surat Makkiyyah, yakni surat yang diturunkan saat Nabi Muhammad di kota Mekah.

Dinamakan al-Fatihah, lantaran letaknya berada pada urutan pertama dari 114 surat dalam al-Quran. Para ulama bersepakat bahwa surat yang diturunkan lengkap ini merupakan intisari dari seluruh kandungan al-Quran yang kemudian dirinci oleh surat-surat sesudahnya.

Tema-tema besar al-Quran seperti masalah tauhid, keimanan, janji dan kabar gembira bagi orang beriman, ancaman dan peringatan bagi orang-orang kafir serta pelaku kejahatan, tentang ibadah, kisah orang-orang yang beruntung karena taat kepada Allah dan sengsara karena mengingkari-Nya, semua itu tercermin dalam ekstrak surat al-Fatihah.

Berikut terjemah surat pembuka itu (1) Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (3) Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (4) Yang menguasai hari pemabalasan (5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan (6) Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (7) Yaitu jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Menurut al-Qurtubhi surat al-Fatihah memiliki 12 nama, yakni al-salah (salat, doa), fatihatul kitab (induk alkitab), ummul kitab (induk al-Quran), al-matsani (berulang-ulang), al-quranul ‘azhim (al-Quran yang agung), asy-syifa (penawar, obat, penyembuh), ar-ruqyah (rukyah), al-asas (fondasi), al-wafiyah (yang menyeluruh, komprehensif), al-kafiyah (yang sempurna) dan al-fatihah (pembuka).

Mengenai asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya) surat al-Fatihah, sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib (mantu Rosulullah Muhammad saw: “Surat al-Fatihah turun di Mekah dari perbendaharaan di bawah ‘arsy’”)

Riwayat lain menyatakan, Amr bin Shalih bertutur kepada kami: “Ayahku bertutur kepadaku, dari al-Kalbi, dari Abu Salih, dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Nabi berdiri di Mekah, lalu beliau membaca, Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Kemudian orang-orang Quraisy mengatakan, “Semoga Allah menghancurkan mulutmu (atau kalimat senada).”

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rosulullah saw. bersabda saat Ubai bin Ka’ab membacakan Ummul Quran pada beliau, “Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, Allah tidak menurunkan semisal surat ini di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran. Sesungguhnya surat ini adalah as-sab’ul matsani (tujuh kalimat pujian) dan al-Quran al-’Azhim yang diberikan kepadaku.”

Lantas apa saja keutamaan-keutamaan surat al-Fatihah? Paling tidak ada lima keutamaan surat pembuka ini sebagaimana dikatakan Rosulullah saw.

Pertama, al-Fatihah adalah surat yang paling utama. Dari Anas bin Malik ra. berkata: Tatkala Nabi saw dalam sebuah perjalanan lalu turun dari kendaraannya, turun pula seorang lelaki di samping beliau. Lalu Nabi menoleh ke arah lelaki tersebut kemudian berkata: “Maukah kamu aku beritahukan surat yang paling utama di dalam al-Quran? Anas berkata: Kemudian Nabi saw membacakan ayat ’segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.’

Kedua, al-Fatihah dapat digunakan untuk meruqyah. Dari Abi Sa’id al-Khudry dan Abu Hurairah ra (keduanya) berkata: “Rosulullah saw bersabda, surat pembuka al-Kitab dapat menyembuhkan dan menawarkan racun.”

Ketiga, mengucapkan amin akan menghapus dosa-dosa. Dari Abu Hurairah ra., Sesungguhnya Nabi saw bersabda: “Jika imam mengucapkan ‘ghoiril magdhubi ‘alaihim waladh dhallin’, maka sambutlah dengan ucapan ‘amin’, karena para malaikatpun mengucapkan ‘amin’ dan sesungguhnya imampun mengucapkan ‘amin’ pula. Maka barang siapa yang ucapan ‘amin’-nya sesuai dengan ucapan malaikat, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.

Keempat, tanpa al-Fatihah salat akan tidak sempurna. Dari A’isyah ra. berkata: Aku mendengar Rosulullah saw. bersabda: “Setiap salat yang tidak membaca surat al-Fatihah maka salatnya tergolong khaddaj (tidak sempurna).”

Kelima, al-Fatihah adalah induk al-Quran. Dari Abu Hurairah ra., Rosulullah bersabda: Induk al-Quran adalah tujuh ayat yang berulang dan al-Quran yang agung.”

Bey Arifin, pengarang buku ‘Samudera al-Fatihah’ menyatakan, surat ini tak hanya lengkap, tapi juga komprehensif. Sehingga pantas bila dikatakan surat ini sebagai ekstraknya al-Quran.

Dikatakan ekstrak, karena di dalamnya ada ulasan lengkap yang detilnya bertebaran pada 113 surat lannya. Kelengkapan itu tercermin dari penjelasan soal Allah dan sifatnya, manusia dengan segala sifatnya, dan tempat manusia atas segala pilihan-pilihan sifat itu.

Semoga shaum kita diijabah oleh Allah SWT. Amin…!

By:Deddy Hidayat

Agustus 18, 2009

Taubat


Wahai tuhan jauh sudah
Lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah
Rindu hati sinarmu

Wahai tuhan aku lemah
Hilang terumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa di hitam jalanku

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang maha pengampun dosa

Ya robbi, ijinkanlah
Aku kembali padamu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambamu

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang maha pengampun dosa

Berilkanlah aku
Kesempatan waktu
Aku ingin kembali
Kembali…

Dan meski aku tak layak
Sujud padamu
Dan sungguh tak layak
Aku…


By:Opick

Munajat Seorang Hamba

Muhasabah Cinta


Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu



By:Edcoustic

Agustus 16, 2009

Takdir Cinta


Ku tutup mataku
Dari semua pandanganku
Bila melihat matamu
Ku yakin ada cinta
Ketulusan hati yang mengulir lembut
Penguasa alam tolonglah pegangi aku
Biar ku tak jatuh pada sumur dosa
Yang terkutuk dan menyesatkan cintaku

Andaikan ku bisa lebih adil
Pada cinta kau dan dia
Aku bukan nabi yang bisa sempurna
Ku tak luput dari dosa

Biarlah ku hidup seperti ini
Takdir cinta harus begini
Ada kau dan dia bukan ku yang mau
Oh Tuhan tuntunlah hatiku

Penguasa alam tolonglah pegangi aku
Biar ku tak jatuh pada sumur dosa
Yang terkutuk dan menyesatkan cintaku


By:Rossa

Agustus 15, 2009

Rapuh


Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Kupersembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidup

Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dadaku harap hanya
DiriMu yang bertahta

Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu


By:Opick

Agustus 14, 2009

Laa Tahzan...!


"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi(pula) kamu menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu.Alloh mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah:216)


Ya...Robb,Kuatkan diriku!
Sedih dan kecewa bercampur menjadi satu.
Tak bisa ku pungkiri kekecewaan itu pasti ada.
Berani berharap,siap menerima kekecewaan.
Hatiku terluka dan hancur mendengar berita itu.
Semua yang ku harapkan,hilang begitu saja.

Ya...Robb,Ampunilah hambaMu yang Dhoif ini.
Tak bisa ku bayangkan ketika saat itu tiba,hanya bibir yang bisa tersenyum tapi hati ini menangis.
Tapi tak mungkin aku begini terus,aku harus bisa bangkit kembali.
Perjalanan masih panjang!
Masih banyak amanah yang belum dilaksanakan dan rencana yang belum dijalankan.
Mencoba dan berusaha untuk ikhlas walaupun kenyataannya itu sulit.
Sekarang yang lebih penting,berusaha untuk melakukan perbaikan diri.
Ya...Robb,Ridhoilah langkahku ini.

Agustus 11, 2009

Give Thanks to Alloh


Give thanks to Allah,
For the moon and the stars
Prays in all day full,
What is and what was
Take hold of your iman
Don't givin to shaitan
Oh you who believe please give thanks to Allah.
Allahu Ghefor Allahu Rahim Allahu yuhibo el Mohsinin,
Hua Khalikhone hua Razikhone whahoa ala kolli sheiin khadir

Allah is Ghefor Allah is Rahim Allah is the one who loves the Mohsinin,
He is a creater, he is a sistainer and he is the one who has power over all.

Give thanks to Allah,
For the moon and the stars
Prays in all day full,
What is and what was
Take hold of your iman
Don't givin to shaitan
Oh you who believe please give thanks to Allah.
Allahu Ghefor Allahu Rahim Allahu yuhibo el Mohsinin,
Hua Khalikhone hua Razikhone whahoa ala kolli sheiin khadir

Allah is Ghefor Allah is Rahim Allah is the one who loves the Mohsinin,
He is a creater, he is a sistainer and he is the one who has power over all.


By:Zain Bhikha

Agustus 02, 2009

Newcomer

Hari ini genap satu minggu kami disana.Alhamdulillah ada perkembangan,walaupun itu hanya sedikit.Tapi ada satu yang tidak berubah,dari kami datang sampai sekarang yaitu mentor kami.Ia masih tetap cuek dan tidak mengangam kami,kalo kami ada.Apakah memang begitu sifatnya? Sebagai mentor seharusnya ia mengarahkan dan membimbing kami,tapi ia tidak.Jadi,kami bergerak sendiri,kami buktikan kalo kami bisa.Aku masih bingung,bagaimana ia bisa menilai kami. Padahal ia tidak menghandel kami.Bagaimanakah dengan nilai kami nanti?
Alhamdulillah,aku bisa cepat bersosialisasi disana.Guru-guru disana ramah-ramah dan tidak kalah seru lagi,aku dapat tempat singgah tuk beristirahat sebelum berangkat ngajar.Maklum,supaya hemat ongkos.Biasanya kalo pulang dari kuliah,aku ke tempat kost'an teman dulu sebelum ngajar,yang tidak jauh dari kampus.
Tempat singgah baru ku tidak jauh dari sekolah tempat aku KKL.
Disana lantai 1,tempat service komputer.Lantai 2,warnet disebelahnya ada mini cafe.Dan lantai 3 mushola.Sebenarnya bukan mushola sih,tempat istirahat cek yang jualan di cafe mini.Tapi disiapinnya alat sholat.
Awalnya aku memangil cek dengan sebutan ibu,maklum kan belum betul kenal.
Cek sangat akrab dengan pembeli-pembeli disana.Mereka udah mengangam cek seperti teman dan bisa sepeti ibu,pokonya mereka gak sungkan lagi dengan cek.Mereka sering cerita dengan cek masalah kampusnya.Ohya,Tempat cek tuh..dekat STIKES AISIYAH,jadi pembelinya rata-rata anak-anak sana.Aku sangat nyaman disana,walaupun sebenarnya sedikit risih karena operator warnet sana Ikhwan tapi ia tetap sopan.Ia adik sepupu cek.Rencananya aku singgah ke sana,mungkin satu minggu sekali,tiap hari sabtu.Bisa langsung ngajar.Tanggung kalo mau pulang.Sekalian bisa sillaturrohim.
Itu tempat aku singgah selama kurang lebih satu bulan disana.