April 07, 2009

Manajemen Diri

“Wah,gawat nich mana telat jadi di tinggal deh sama teman. Habis…semalem kan filmnya bagus banget. Sayang kan kalo sampai nggak nonton. Mana mau ulangan lagi! Aku nggak punya persiapan apa-apa. Semua catatanku hancur. Nggak sempat pinjem sama orang lain. Wah..,bisa jeblok lagi nich IP-ku.Kemarin juga,dosen marah-marah karena tugasku banyak yang salah. Aku harus ngapain,yach?
Argh…pising!”@#...*

Tuh..,itu akibat kalo diri kita kurang maksimal dalam mengurus waktu. Banyak masalah yang menumpuk. Dan permasalahan yang ada akan semakin meningkat jika satu masalah tersebut tidak segera kita atasi. Semua itu disebabkan oleh kemalasan dan tidak adanya kemauan besar untuk merubah diri untuk jadi lebih baik. Ngaku, dech…!

Sebenarnya,permasalahan diatas bukan milik satu dua orang saja. Banyak orang yang memiliki permasalahan yang sama dalam hal manajemen diri. Pekerjaan yang kurang maksimal dan itu berlangsung terus dan sama tiap tahunnya. Sehingga timbul pertanyaan, “Apakah hidup kita akan terus begini?”. Bagaimana sich caranya mendisplinkan diri agar semuanya menjadi optimal? This is the best solution.
Simak yuuk…!!!
How to manage your life!
Bagaimana…,agar hidup kita bisa tertata rapi?
Anggaplah sekarang anda berada pada kondisi seperti cerita diatas. Apa yang harus dilakukan? Berikut jawabannya…!

Ada beberapa tahapan yang harus segera dilakukan agar hidup kita tertata. Pertama, tanyakan pada diri tentang tujuan hidup ini. Apa yang kita cita-citakan? Mau jadi apa sebenarnya kita? Kemana tujuan hidup kita yang sebenarnya? Semua pertanyaan itu harus dijawab karena itulah titik awal permasalah kita. Kita tidak benar-benar tahu apa yang kita inginkan dalam hidup ini sehingga tujuan hidup pun menjadi morat-marit. Jujurlah pada diri sendiri mengenai target dan cita-cita yang ingin dicapai. Tentunya semua itu harus bersifat realistik (nyata) disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita. Setelah pertanyaan-pertanyaan diatas terjawab maka kita dapat mengetahui tujuan hidup/visi yang ingin kita capai.

Selanjutnya, buat langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang kita inginkan tersebut. Kegiatan-kegiatan/misi tersebut haruslah dalam bentuk yang nyata,logis dan memang benar dapat dilaksanakan dan terwujud dalam kegiatan yang baku dan terbukukan. Mengapa? Karena jikalah tidak realistik/terlalu ideal,yang timbul bukannya penyelesaian masalah melainkan peraliahan masalah. Menjadi masalah yang baru. Orang yang berangan-angan hanya mau menjadi orang sukses namun tidak memiliki perencanaan, hanya akan jadi pemimpi belaka.

Dengan memiliki pembukuan/catatan yang telah kita buat,semua target (perencanaan) atau visi dan misi yang telah kita rencanakan sekali waktu dapat kita lihat kembali. Dan sekali waktu jika kita lupa dengan visi dan misi pribadi itu dapat kita buka kembali dengan melihat catatan tersebut.

Setelah itu, misi-misi tersebut dijabarkan kembali menjadi partikel/bagian dari aktifitas pribadi kita sehari-hari. Dan ingat! Visi dan misi serta kegiatan harian tersebut harus sinkron (seimbang) dan saling menguatkan satu sama lain. Dimana kegiatan dan rencana dibuat bukan untuk satu atau dua tahun kedepan. Namun,10,20 bahkan 50 tahun kedepan (soalnya rata-rata umur manusia kan 60 tahun,kalau ingin seperti nabi Muhammad SAW ^_^).

Selama menentukan dan menyusun kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai suatu visi, kita juga harus mempertimbangkan beberpa hal:1. Mengelompokkan kegiatan sesuai dengan sifat dan langkah prioritas pelaksanaannya. 2. Dalam menentukan kegiatan, kita harus dapat menyeimbangkan antara urusan keluarga, sahabat, kuliah, organisasi, kerja, masyarakat, pribadi dan lainnya. Usahakan dalam tiap agenda yang kita susun tidak berat sebelah/tidak seimbang. Kita harus menentukan intensitas (jadwal) kegiatan berdasarkan proporsinya dengan tepat.

Langkah selanjutnya setelah menyusun kegiatan adalah menjalankan kegiatan. Tentunya, dalam realita di lapangan akan terdapat benturan dan hambatan. Seperti godaan untuk pergi ke mall sekedar untuk menonton film yang baru keluar pada saat tugas sedang menumpuk.Walaupun gratis dan ditambah dengan iming-iming yang menggiurkan, kita harus konsisten (bersikap tegas) terhadap apa yang telah kita buat/rencanakan. Beranikan diri untuk berkata ‘tidak’ terhadap sesuatu hal yang sia-sia atau yang sifatnya tidak terlalu penting.

Setelah menjalankan satu agenda, bersegeralah untuk menyelesaikan agenda yang selanjutnya. Kerena biasanya kita terlena dengan kondisi lapangan dan pekerjaan telah usai. Kita tidak boleh terlena oleh keadaan yang lapang dan santai. Seperti yang Alloh firmankan dalam surah Al-Insyirah ayat 5-8: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka, apabila kamu telah selesai dengan satu urusan,kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.

Satu hal yang kerap kali menjadi penghalang bagi kita dalam mendisplinkan diri yaitu lupa. Seringkali kita tidak mampu menemukan suatu benda atau menjalankan janji yang telah dibuat. Itu dikarenakan kita tidak pernah membuat suatu catatan yang pasti. Maka, untuk mengatasi masalah ini, kita memerlukan satu solusi. Solusi itu dinamakan catatan. Catatan dapat mengingat kita tentang tugas dan agenda yang harus kita selesaikan. Catatan itu sendiri terbagi dua. Pertama, catatan besar untuk agenda yang bersifat global (umum). Dan yang kedua catatan kecil untuk mengingatkan kita tentang hal-hal yang detail yang harus segera diselesaikan. Pepatah lama mengatakan: “Catatan buram lebih baik daripada ingatan yang tajam”. Karena sebaik dan setajam apapun ingatan kita, pastilah ada saja yang terlewatkan.

Nah, dari kemampuan memanajemen diri inilah kita akan mendapat beberapa keuntungan,yaitu: Pertama, dapat mengoptimalkan potensi dan pekerjaan. Karena semakin tersusunnya pekerjaan kita maka semakin banyak pula kegiatan yang dapat dilakukan. Memang waktu luang yang kita miliki lebih banyak daripada pekerjaan yang kita selesaikan. Yang kedua, dengan seimbangnya aktifitas yang dibagi maka tidak akan ada pekerjaan atau bagian yang di kurangi hak-haknya. Keluarga akan menyayangi, teman akan melindungi, pekerjaan usai, atasan senangdengan hasil pekerjaan, apalagi ditambah dengan bonus gaji. Hasilnya, pribadi kita pun dapat merasakan kepuasan tersendiri.

Seandainya kita telah melaksanakan itu semua dan tetap konsisten terhadap apa yang telah kita buat, insya Alloh semua dapat tercapai. Juga yang harus diingat,semua tujuan akhir tidak mudah untuk didapat, semua memerlukan perjuangan yang keras dan proses yang panjang. Nah,apakah kita akan tetap menjadi orang yang tidak termanage (displin) hidupnya? (kita??? Loe aja kali. Gue enggak! ^_^ ). Kita sendirilah yang dapat menjawabnya.

Tidak ada komentar: